Sabtu, 24 April 2010

SETING PAS PHOTO

Bagi teman-teman yang mempunyai studio photo digital kecil-kecilan ato besar-besaran yang menggunakan printer biasa, mungkin teman-teman ada kewalahan dalam setting ukuran pas photo, berikut ini wempi coba membimbing teman-teman untuk mengakalinya menggunakan pemrograman jsx dan merekamnya kedalam action yang ada pada Photoshop CS.
Pertama teman-teman mesti buat programnya terlebih dahulu menggunakan Notepad/Wordpad, kemudian di simpan ke direktori c:\ dengan nama file pasphoto.jsx (Save as typenya pilih "All Files")

Sekarang, tutup Notepad-nya. Buka aplikasi Photoshop CS dengan sebuah photo yang akan dijadikan pas photo (wempi berasumsi photonya sudah di-edit dan tampak keren : kita lagi bimbingan setting ukuran pasphoto, oke) dan yang paling penting adalah ukurannya 4x6inc dengan resolusi 400 dan sudah flaten 1 layer (hanya ada satu layer saja).

Nah ini untuk menyimpan/merekam action, pada tap action klik Create new set.

Kemudian buat nama setnya dan OK.



Selanjutnya pada tab action klik Create new action.

Buat nama action nya dan pada set wempi (yang telah dibuat tadi) dan klik Record.

Kemudian jalankan script jsx, dari tempat kita menyimpan program jsx tadi yaitu di folder c:\.


Sekarang sudah muncul tuh, silahkan pilih pas photo ukuran apa yang di inginkan dan klik Ok.

Ukuran pasphoto yang kita kehendaki sudah terwujud ada 2x3 ada 3x4 dan ada 4x6.

Eits... jangan lupa untuk klik Stop playing/recording action pada tab action. kalo kelupaan bisa berabe...

Sekarang buka lembaran baru yaitu kertas ukuran A4 dan jangan lupa resolusinya adalah 400px/inc sehingga muncul kertas ukuran A4 kosong.







Gunakan metode Drag & Drop untuk memindahkan photo yang ada ke dalam kertas A4, untuk memperbanyak photo yang ada dikertas A4 gunakan metode Drag & Drop juga dengan menekan tombol Alt, sedangkan untuk memutar gambar tekan tombol Ctrl+T pada keyboard kemudian putar dengan cara klik kiri mouse + Ctrl kemudian putar, susun dan cetak...

Berbekal action yang sudah kita rekam barusan, langkah-langkah di atas gak perlu lagi dilakukan cukup buka photo yang sudah di edit dengan ukurannya 4x6inc dan resolusi 400px/inc, select action PasPhoto dan klik play

Selamat mencoba!

Biografi Penulis
Wempi Satria dilahirkan di Pasaman sebuah daerah yang ada di Sumatera Barat dari Orangtua yang berasal dari Payakumbuh dan Bukittinggi masih daerah di Sumatera Barat, sewaktu kecilnya Wempi menetap bersama nenek dan datuak di Payakumbuh hingga menyelesaikan Sekolah Dasar disana, kemudian Wempi menjadi mussafir menuntut ilmu di Padang tepatnya di SLTP Semen Padang kemudian dilanjutkan ke SMU 4 Padang dan keperguruaan tinggi Universitas Putra Indonesia "YPTK" Padang.

Setamatnya Wempi dari UPI "YPTK", Wempi sempat juga menganggur, Pernah juga ke Jakarta mondar-mandir ngabisin duit Orangtua dengan alasan cari kerja, akhirnya karena kehabisan duit, dan kebetulan Mandala 'lagi apes' pesawatnya jatuh di Medan momen ini dipergunakan semaksimal mungkin oleh Wempi untuk bisa kembali pulang ke Padang dengan ongkos yang lumayan murah walaupun mesti menunggu terbang selama 7 jam dibandara.

Di Padang kehidupan Wempi masih sama 'masih mondar-mandir'. Setelah beberapa bulan berlalu di Kota Padang, akhirnya Wempi bisa juga nyari duit sendiri di sebuah studio yang lumayan terkenal di Kota Padang Tercinta ini, disana Wempi belajar dan menekuni Multimedia yang tidak pernah diajarkan sewaktu Wempi kuliah dulu.

Sekarang Wempi tidak sendiri lagi, penghasilan dari studio terasa sudah tidak mencukupi, dengan berat hati pekerjaan di studio yang lebih oke kalo di sebut hobby terpaksa ditinggalkan dan pindah kelain hati 'ngurusin kebun sawit di dept hrd', akibatnya sampe hari ini Wempi masih terdampar di kota medan dan ngeblog di http://wempi.nokspi.com.





















Lampiran Kode Program

#target photoshop
// in case we double clicked the file
// Wempi erstudio
// http://wempi.nokspi.com
app.bringToFront();

main();

function main()
{
if ( app.documents.length <= 0 ) {
alert('You must have a document open!');
return;
}
var id=new Object();
id.s23=true;
id.s34=true;
id.s46=true;
id.s55=false;
id.s66=false;
id.fsz=3.0;
id.bsz=2.0;
if (dodlg(id))
{
var doc=app.activeDocument;
var oldU=app.preferences.rulerUnits;
app.preferences.rulerUnits=Units.CM;
doc.selection.selectAll();
doc.selection.copy(doc.layers.length>1);
doc.selection.deselect();
if (id.s23) {
NW=(20-id.bsz)/10;
NH=(27-id.bsz)/10;
nd=app.documents.add(NW,NH,400,"2x3",NewDocumentMode.RGB,DocumentFill.WHITE,1.0);
nd.paste();
L=nd.activeLayer;
W=(NW/L.bounds[2])*100;
L.resize(W,W,AnchorPosition.TOPLEFT);
nd.flatten();
nd.resizeCanvas(NW+id.fsz/10,NH+id.fsz/10);
nd.selection.selectAll();
app.preferences.rulerUnits=Units.PIXELS;
nd.selection.selectBorder(1);
app.preferences.rulerUnits=Units.CM;
fillColor = new SolidColor();
fillColor.rgb.red = 0;
fillColor.rgb.green = 0;
fillColor.rgb.blue = 0;
nd.selection.fill( fillColor, ColorBlendMode.NORMAL, 100, false );
fillColor = null;
nd.selection.deselect();
}
if (id.s34) {
NW=(30-id.bsz)/10;
NH=(40-id.bsz)/10;
nd=app.documents.add(NW,NH,400,"3x4",NewDocumentMode.RGB,DocumentFill.WHITE,1.0);
nd.paste();
L=nd.activeLayer;
W=(NW/L.bounds[2])*100;
L.resize(W,W,AnchorPosition.TOPLEFT);
nd.flatten();
nd.resizeCanvas(NW+id.fsz/10,NH+id.fsz/10);
nd.selection.selectAll();
app.preferences.rulerUnits=Units.PIXELS;
nd.selection.selectBorder(1);
app.preferences.rulerUnits=Units.CM;
fillColor = new SolidColor();
fillColor.rgb.red = 0;
fillColor.rgb.green = 0;
fillColor.rgb.blue = 0;
nd.selection.fill( fillColor, ColorBlendMode.NORMAL, 100, false );
fillColor = null;
nd.selection.deselect();
}
if (id.s46) {
NW=(40-id.bsz)/10;
NH=(60-id.bsz)/10;
nd=app.documents.add(NW,NH,400,"4x6",NewDocumentMode.RGB,DocumentFill.WHITE,1.0);
nd.paste();
L=nd.activeLayer;
W=(NW/L.bounds[2])*100;
L.resize(W,W,AnchorPosition.TOPLEFT);
L.resize(105,105);
nd.flatten();
nd.resizeCanvas(NW+id.fsz/10,NH+id.fsz/10);
nd.selection.selectAll();
app.preferences.rulerUnits=Units.PIXELS;
nd.selection.selectBorder(1);
app.preferences.rulerUnits=Units.CM;
fillColor = new SolidColor();
fillColor.rgb.red = 0;
fillColor.rgb.green = 0;
fillColor.rgb.blue = 0;
nd.selection.fill( fillColor, ColorBlendMode.NORMAL, 100, false );
fillColor = null;
nd.selection.deselect();
}
if (id.s55) {
NW=(50-id.bsz)/10;
NH=(50-id.bsz)/10;
nd=app.documents.add(NW,NH,400,"5x5",NewDocumentMode.RGB,DocumentFill.WHITE,1.0);
nd.paste();
L=nd.activeLayer;
W=(NW/L.bounds[2])*100;
L.resize(W,W,AnchorPosition.TOPLEFT);
nd.flatten();
nd.resizeCanvas(NW+id.fsz/10,NH+id.fsz/10);
nd.selection.selectAll();
app.preferences.rulerUnits=Units.PIXELS;
nd.selection.selectBorder(1);
app.preferences.rulerUnits=Units.CM;
fillColor = new SolidColor();
fillColor.rgb.red = 0;
fillColor.rgb.green = 0;
fillColor.rgb.blue = 0;
nd.selection.fill( fillColor, ColorBlendMode.NORMAL, 100, false );
fillColor = null;
nd.selection.deselect();
}
if (id.s66) {
NW=(60-id.bsz)/10;
NH=(60-id.bsz)/10;
nd=app.documents.add(NW,NH,400,"6x6",NewDocumentMode.RGB,DocumentFill.WHITE,1.0);
nd.paste();
L=nd.activeLayer;
W=(NW/L.bounds[2])*100;
L.resize(W,W,AnchorPosition.TOPLEFT);
nd.flatten();
nd.resizeCanvas(NW+id.fsz/10,NH+id.fsz/10);
nd.selection.selectAll();
app.preferences.rulerUnits=Units.PIXELS;
nd.selection.selectBorder(1);
app.preferences.rulerUnits=Units.CM;
fillColor = new SolidColor();
fillColor.rgb.red = 0;
fillColor.rgb.green = 0;
fillColor.rgb.blue = 0;
nd.selection.fill( fillColor, ColorBlendMode.NORMAL, 100, false );
fillColor = null;
nd.selection.deselect();
}
app.preferences.rulerUnits=oldU;
}
}

function dodlg(id)
{
dlg=new Window("dialog","Buat Pas Poto");
dlg.orientation='column';
dlg.alignChildren='left';
dlg.grpsize=dlg.add('group');
dlg.grpsize.orientation='row';
dlg.grpsize.alignChildren='fill';
dlg.pnlsize=dlg.grpsize.add('panel',undefined,'Size');
dlg.pnlsize.aligment='fill';
dlg.pnlsize.orientation='row';
dlg.cb23=dlg.pnlsize.add('checkbox',undefined,'2x3');
dlg.cb34=dlg.pnlsize.add('checkbox',undefined,'3x4');
dlg.cb46=dlg.pnlsize.add('checkbox',undefined,'4x6');
dlg.cb55=dlg.pnlsize.add('checkbox',undefined,'5x5');
dlg.cb66=dlg.pnlsize.add('checkbox',undefined,'6x6');
dlg.cb23.value=id.s23;
dlg.cb34.value=id.s34;
dlg.cb46.value=id.s46;
dlg.cb55.value=id.s55;
dlg.cb66.value=id.s66;
dlg.grpm=dlg.add('group');
dlg.grpm.alignChildren='left';
dlg.grpm.add('statictext',undefined,'Frame size');
dlg.efsz=dlg.grpm.add('edittext',[0,0,40,18]);
dlg.grpm.add('statictext',undefined,'Photo border');
dlg.pbsz=dlg.grpm.add('edittext',[0,0,40,18]);
dlg.efsz.text=id.fsz;
dlg.pbsz.text=id.bsz;
dlg.grpbtn=dlg.add('group');
dlg.grpbtn.orientation='row';
dlg.grpbtn.alignChildren='right';
dlg.btnok=dlg.grpbtn.add("button",undefined,"Ok");
dlg.btnok.onClick=function(){dlg.close(true)};
dlg.btncancel=dlg.grpbtn.add('button',undefined,'Cancel');
dlg.btncancel.onClick=function(){dlg.close(false)};
dlg.center();
var r=dlg.show();
if (r==true)
{
id.s23=dlg.cb23.value;
id.s34=dlg.cb34.value;
id.s46=dlg.cb46.value;
id.s55=dlg.cb55.value;
id.s66=dlg.cb66.value;
id.fsz=dlg.efsz.text;
id.bsz=dlg.pbsz.text;
}
return r;
}

Rabu, 14 April 2010

dasar - dasar rangkayan listrik


hukum Kirchoff dan Hukum Ohm
Author: ikiru | Posted at: 8:33 AM | Filed Under: Hk. Ohm danHk. Kirchoff |
Dalam kehidupan sehari hari kadang kita tak menyadari tentang apa yang kita rasakan, tapi mungkin ini baru terasa oleh orang yang pernah ke "stroom" sama listrik, yang merasakan rasa "ngereunyeud" -nya, tapi dibalik semua itu, orang-orang terdahulu dari kita telah meneliti hal-hal ini, walau deskripsi tadi mungkin belum terlalu nyambung dengan materi yang akan kita bahasa hari ini, tapi langkah lebih baiknya kita menyadari apa yang ada di sekitar kita, setelah kita menyadari barulah kita fahami teori nya, atau sebaliknya, setelah kita memahami teori maka kita rasakan keberadaan nya dui alam ini.
Oke dalam bahasan kali ini akan di berikan dua bahasan langsung yaitu tentang hukum yang di ungkapkan oleh Kirchoff dan oleh Ohm, keduanya sama membahas tentang arus, hanya bedanya ohm lebih pada arus yang mengalir pada konduktor yang memiliki beda potensial, sedangkan kirchoff menelaah kuat arus pada rangkaian, baik tertutup atau pada percabangan.

yah terlalu banyak cuap cuap mungkin akan membuat bosan, langsung saja ya......, ini saya ambil dari berbagai sumber.

HUKUM KIRCHOFF 1 (source : alljabbar.wordpress.com)
Di pertengahan abad 19 Gustav Robert Kirchoff (1824 – 1887) menemukan cara untuk menentukan arus listrik pada rangkaian bercabang yang kemudian di kenal dengan Hukum Kirchoff. Hukum ini berbunyi “ Jumlah kuat arus yang masuk dalam titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan”. Yang kemudian di kenal sebagai hukum Kirchoff I. Secara matematis dinyatakan
Bila digambarkan dalam bentuk rangkaian bercabang maka akan diperoleh sebagai berikut::

Latihan Soal
Perhatikan gambar berikut! Hitunglah besar I3!



Hukum Kirchoff 2 (source : wahab.blog.dada.net)

Hukum Kirchoff secara keseluruhan ada 2, setelah yang diatas dijelaskan tentang hukum beliau yang ke 1. Hukum Kirchoff 2 dipakai untuk menentukan kuat arus yang mengalir pada rangkaian bercabang dalam keadaan tertutup (saklar dalam keadaan tertutup).
Perhatikan gambar berikut!

Hukum Kirchoff 2 berbunyi : " Dalam rangkaian tertutup, Jumlah aljabbar GGL (E) dan jumlah penurunan potensial sama dengan nol". Maksud dari jumlah penurunan potensial sama dengan nol adalah tidak ada energi listrik yang hilang dalam rangkaian tersebut, atau dalam arti semua energi listrik bisa digunakan atau diserap.

Dari gambar diatas kuat arus yang mengalir dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa aturan sebagai berikut :
• Tentukan arah putaran arusnya untuk masing-masing loop.
• Arus yang searah dengan arah perumpamaan dianggap positif.
• Arus yang mengalir dari kutub negatif ke kutup positif di dalam elemen dianggap positif.
• Pada loop dari satu titik cabang ke titik cabang berikutnya kuat arusnya sama.
• Jika hasil perhitungan kuat arus positif maka arah perumpamaannya benar, bila negatif berarti arah arus berlawanan dengan arah pada perumpamaan.


Latihan soal :
Masih dari gambar di atas bila diketahui :
E1 = 10 V dan r1 = 0,2 ohm
E2 = 12 V dan r2 = 0,25 ohm
R1 = 0,3 ohm
R2 = 1,5 ohm
R3 = 0,5 ohm
maka tentukan besar dan arah kuat arus yang mengalir melalui tiap cabang (tentukanah I1, I2 dan I3)


Hukum Ohm (source : ebooks.lib.unair.ac.id)
Hukum Ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor
I = V / R

HUKUM OHM UNTUK RANGKAIAN TERTUTUP


I = n E
R + n rd I = n
R + rd/p
n = banyak elemen yang disusun seri
E = ggl (volt)
rd = hambatan dalam elemen
R = hambatan luar
p = banyaknya elemen yang disusun paralel

RANGKAIAN HAMBATAN DISUSUN SERI DAN PARALEL
SERI
R = R1 + R2 + R3 + ...
V = V1 + V2 + V3 + ...
I = I1 = I2 = I3 = ... PARALEL
1 = 1 + 1 + 1
R R1 R2 R3

V = V1 = V2 = V3 = ...
I = I1 + I2 + I3 + ...
ENERGI DAN DAYA LISTRIK
ENERGI LISTRIK (W)
adalah energi yang dipakai (terserap) oleh hambatan R.

W = V I t = V²t/R = I²Rt
Joule = Watt.detik
KWH = Kilo.Watt.jam
DAYA LISTRIK (P) adalah energi listrik yang terpakai setiap detik.

P = W/t = V I = V²/R = I²R

Referensi lainnya
• E-dukasi.net
• gurumuda.com
• ui.edu
• upi.edu
• Giancoli, Douglas C., 2001, Fisika Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penerbit Erlangga
• Halliday dan Resnick, 1991, Fisika Jilid I, Terjemahan, Jakarta : Penerbit Erlangga
• Tipler, P.A.,1998, Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan), Jakarta : Penebit Erlangga

Senin, 12 April 2010